Sunday, August 8, 2010

Ada Raja Anti Lupa

BEBERAPA orang bergerombol di alun-alun Keraton Yogya, seperti berebut melafazkan kalimat "Ada raja mahakaya". Sementara itu, seorang tutor tampak menuntun sambil menunjuk ke huruf-huruf hijaiyah. Inilah kiat baru cara membaca dan menulis huruf-huruf Quran dengan cepat dan mudah. Metode yang didasarkan buku Al Barqy, kata si tutor Musyafa', seseorang bisa lancar menulis dan membaca Quran hanya dalam delapan jam. Tahap pertama, harus dihafal kata-kata "ada raja mahakaya, kata wana, sama laba".

Dengan kata-kata itu orang yang mengaji paling tidak sudah mengenal separuh dari 30 huruf Arab sebagai "kunci" atau "kata lembaga". Metode yang dianggap paling efisien itu diperkenalkan Muhadjir Sulthon lewat bukunya Al Barqy, yang berarti kilat. Dengan buku setebal 30 halaman bersampul hijau terbitan Sinar Wijaya ini, kata Ketua Jurusan Sastra Arab IAIN Sunan Ampel Surabaya itu, siswa SD kelas IV sampai SMA hanya perlu waktu delapan jam untuk bisa membaca Quran. Orang dewasa dijamin hanya perlu waktu enam jam dengan bukunya yang lain, Al Thoriqoh Al Barqiyyah. "Metode ini mudah, murah, meriah, dan antilupa," katanya. Ini bukan semata kecap penjual buku.
Misalnya saja Ahmad Rosyadi, 17 tahun, mengaku melek Quran setelah baca Al Barqy. Sementara itu, Djoko Susilo, mahasiswa Teknik Kimia UPN Yogya, memamerkan bisa membaca Quran setelah empat jam belajar di stand alun-alun Yogya. Keampuhan Al Barqy agaknya sudah dilirik beberapa negara, seperti Brunei Darussalam, Malaysia, negara-negara Timur Tengah, Amerika Serikat, dan Jerman Barat. Metode itu ditemukan Muhadjir sepuluh tahun lalu. Penemuannya bertolak dari pengamatannya bahwa banyak orang -- termasuk anak-anak keturunan Arab di Surabaya -- buta aksara Arab.

Lewat pendekatan menyeluruh, seorang siswa diperkenalkan dengan kata atau gabungan kata, seperti "ada raja mahakaya". Kalimat ini sengaja dipilih karena mudah diingat dan berbau Indonesia. Selanjutnya, siswa diajak memilah kata menjadi suku kata, misalnya "a -da, ra -ja". Semuanya dengan harakat fathah. Setelah itu, kepada mereka diperkenalkan harakat kasrah dan dlamah, diteruskan dengan sukun (huruf mati) dan shiddah (ganda dengan titian unta). Misalnya bal menjadi balabal. Terakhir, siswa langsung saja disuruh membaca ayat-ayat Quran. Sementara itu, huruf-huruf hijaiyah yang lain, menurut Muhadjir, tak jauh berbeda dari "kata lembaga". Tinggal menjajarkan, seperti ta dengan tsa, serta da dengan dza.

Di bawah tutor yang fasih, huruf-huruf itu dilafazkan. Untuk siswa yang ingin belajar sendiri pun disediakan dua kaset rekaman. Buku Al Barqy dicetak 40 ribu (1984) dan tahun ini 100 ribu buah. Kanwil Departemen Agama Jawa Timur bahkan telah menyuruh agar semua SD di wilayah itu memakai Al Barqy. Namun, benarkah metode "antilupa" itu sebagai terobosan yang pertama? Aly Abubakar Basalah, Dekan Fakultas Adab IAIN Sunan Kalijaga Yogya, berani mengatakan tidak. Ia menunjuk buku berjudul Yassarna Al Quran, yang sangat dikenal di negara-negara Arab. Buku itu juga mengumpulkan ayat-ayat yang mirip. Misalnya Ya ayyuhalladziina amanu "wahai, orang-orang yang beriman" yang banyak dijumpai dalam Quran. Buku Yassarna sudah dimodifikasi di Indonesia. Diakui, tiap metode yang ditemukan selalu punya segi negatif-positif. Misalnya metode Baghdadiyah. Siswa dijamin fasih walau harus berlatih dua tahun. Sementara itu, metode "antilupa", kata Aly Abubakar, juga punya kelemahan, yakni siswa kurang tahu tajwid. Tentunya, metode "antilupa" harus senantiasa dievaluasi. Agus Basri (Surabaya) dan Ajie Surya (Yogya)

0 comments: